Sumenep – Di tengah derasnya arus informasi digital, peran jurnalisme lokal semakin diuji. Namun, bagi Rusydiyono, Ketua Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Persatuan Wartawan Republik Indonesia (PWRI) Sumenep, jurnalisme bukan sekadar tentang berita cepat. Ia melihat profesi ini sebagai ruang pengabdian, tempat di mana wartawan dapat tumbuh dan memberikan dampak nyata bagi masyarakat.
“Silakan teman-teman PWRI sentuh segala lini, pergilah mengembara sejauh kalian mau dan bisa, tapi ingat, kalau sudah waktunya pulang, segera pulang dengan hati yang lapang!”
Pesan itu bukan sekadar motivasi, tetapi cerminan dari cara Yono—sapaan akrabnya—memimpin PWRI Sumenep. Ia memberikan kebebasan bagi anggotanya untuk berkembang di luar, tetapi juga menegaskan pentingnya kebersamaan dalam membangun jurnalisme lokal yang berkualitas.

Sejak menahkodai PWRI Sumenep, Rusydiyono aktif menginisiasi berbagai pelatihan dan mendukung anggotanya mengikuti Uji Kompetensi Wartawan (UKW). Ia sadar bahwa tantangan utama jurnalis daerah adalah akses terhadap pembinaan yang memadai. Oleh karena itu, ia terus mendorong kolaborasi dengan berbagai pihak untuk memperkuat kapasitas wartawan lokal.
Tak hanya soal kompetensi, ia juga ingin memastikan bahwa wartawan di daerahnya memahami nilai keberlanjutan dalam profesi ini. Ia menekankan pentingnya mengangkat isu-isu lokal yang sering kali luput dari perhatian media arus utama.
“Jurnalisme bukan hanya soal menulis berita, tapi bagaimana kita bisa menerjemahkan kepentingan masyarakat ke dalam laporan yang mendalam dan bermanfaat,” ujarnya.
Sebagai alumni Pondok Pesantren Annuqayah Guluk-Guluk, nilai-nilai kebersamaan dan intelektualitas yang ia peroleh sejak muda sangat memengaruhi gaya kepemimpinannya. Ia tak ingin jurnalis hanya mengejar klik atau sensasi, tetapi lebih fokus pada kebermanfaatan informasi yang mereka sampaikan.
Bagi Rusydiyono, jurnalisme yang baik bukan hanya mengabarkan, tetapi juga menyalakan pemahaman. Ia ingin PWRI Sumenep menjadi rumah bagi para wartawan yang ingin menjadikan profesi ini sebagai jalan pengabdian.
Di berbagai kesempatan, ia selalu menyempatkan diri berdiskusi dengan anggota PWRI dalam suasana santai. Baginya, organisasi ini bukan sekadar wadah formal, melainkan rumah besar tempat wartawan bisa pulang, berbagi pengalaman, dan tumbuh bersama.
Dengan visinya yang kuat, Rusydiyono membawa semangat baru bagi jurnalisme lokal Sumenep. Di tangannya, PWRI bukan sekadar organisasi profesi, tetapi ruang bagi jurnalis untuk berkontribusi nyata bagi daerahnya.
Dan seperti ucapannya, sejauh apa pun langkah diayun, selalu ada tempat untuk kembali—dengan hati yang lapang.
Penulis : Novalia Ayu Nur Syafitri
Editor : Wasilatil Maghfirah
Sumber Berita: Redaksi