SUMENEP – Sejumlah tokoh asal Kabupaten Sumenep kini resmi menjadi bagian dari Pengurus Pusat Majelis Adat Kerajaan Nusantara (MAKN). Kehadiran mereka di struktur kepengurusan pusat menjadi bukti bahwa Sumenep masih eksis dan berperan penting dalam pelestarian adat serta budaya di tingkat nasional.
Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjen) MAKN, RBMS Hadi Pradipta Nataningrat, menyampaikan bahwa keterlibatan para tokoh Sumenep di tubuh MAKN memperlihatkan betapa kuatnya nilai-nilai budaya dan adat yang masih dijaga di daerah ujung timur Pulau Madura tersebut.
“Beberapa dari kita itu masuk ke Pengurus Pusat MAKN. Ini membuktikan bahwa Sumenep masih eksis dan tetap menjadi salah satu pilar penting dalam pelestarian adat dan budaya leluhur,” ujar Hadi Pradipta, Kamis (30/10/2025).
Selain Hadi Pradipta, tokoh Sumenep lainnya yang tergabung dalam Pengurus Pusat MAKN antara lain:
•R. Harisandi Savari Pratalikrama, S.Pt., S.T. (Dewan Pakar MAKN)
•RP. Agoes Irianto, S.H. (Koordinator Wilayah Jawa Timur MAKN)
•RB. Deny F. Suryoningprang, S.P. (Dewan Pakar MAKN)
•Helmi, S.Pd.I. (Dewan Pakar MAKN)
•Soni Harsono, S.T., M.T. (Tim Revitalisasi Keraton MAKN)
“Nama-nama ini semuanya berasal dari Sumenep. Artinya, Sumenep masih punya peran strategis di tubuh MAKN dan tetap dipercaya membawa misi pelestarian adat di tingkat nasional,” tegas Hadi.
Dalam kunjungan ke Kabupaten Sumenep, jajaran MAKN juga didampingi oleh Sekretaris Jenderal MAKN Dra. Hj. R. Ayu Yani Wage Sulistyowati S. Kuswodidjoyo dan Ketua Umum Persatuan Istri Veteran Republik Indonesia (Piveri) Dr. Lina Indiarti Wresniwiro, S.E., M.M.
Rombongan hadir di Sumenep pada 27–29 Oktober 2025 sebagai bagian dari rangkaian Hari Jadi ke-756 Kabupaten Sumenep. Meski berhalangan mengikuti prosesi utama karena bersamaan dengan agenda kerajaan di Sulawesi Utara, mereka tetap menyempatkan diri menikmati berbagai destinasi wisata dan budaya lokal.
“Selama di Sumenep, mereka berkunjung ke destinasi wisata, menikmati kuliner khas, serta berziarah ke Museum Asta Tinggi dan Masjid Jami’ Sumenep. Kami ingin melihat langsung kekayaan budaya yang selama ini membuat Sumenep dikenal luas,” tutur Hadi.
Ia berharap agar pemerintah daerah dan masyarakat terus menjaga serta mengembangkan tradisi dan kesenian lokal seperti tari Muang Sangkal, seni topeng, dan kerajinan keris di Aeng Tong-tong.
“Sumenep harus tetap menjadi benteng budaya dan adat Nusantara. Kearifan lokal yang ada perlu terus dirawat dan diwariskan kepada generasi muda,” pungkasnya.
Penulis : Novalia Ayu Nur Syafitri
Editor : Wasilatil Maghfirah
Sumber Berita: Redaksi






