Puisi Seset: Perempuan dilupakan Cahaya

- Redaksi

Kamis, 17 Juli 2025 - 11:24 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

SESET: Nama pena dari Ajeng Ayuningtias Putri berasal dari kepulauan Masalembu. sekarang aktif di UKM SANGGAR DHEMAR UNIBA MADURA. Konsisten menulis puisi sejak tahun 2023.

SESET: Nama pena dari Ajeng Ayuningtias Putri berasal dari kepulauan Masalembu. sekarang aktif di UKM SANGGAR DHEMAR UNIBA MADURA. Konsisten menulis puisi sejak tahun 2023.

SESET: Nama pena dari Ajeng Ayuningtias Putri berasal dari kepulauan Masalembu. sekarang aktif di UKM SANGGAR DHEMAR UNIBA MADURA. Konsisten menulis puisi sejak tahun 2023.


Perempuan dilupakan Cahaya

Dalam buaian senyap yang tak bernyanyi,
Lahirlah di rahim senja yang muram.
Tangisnya tak di sambut peluk,
Hanya angin dingin yang berisik,

Ia tumbuh bukan dengan canda,
Melainkan dengan luka yang tak sempat sembuh.
Mainannya adalah bayang-bayang,
Dan teman bicaranya, kesepian yang setia.

Baca Juga:  Puisi Seset: Mantra Baja di Balik Lestari

Langit tak pernah biru di matanya,
Matahari pun enggan menyapanya.
Ia berjalan di antara hari-hari,
Namun tak pernah benar-benar hadir di dalamnya.

Di sekolah, ia diam.
Di rumah, ia mendengar bentakan lebih dulu dari doa.
Setiap malam, bantalnya basah oleh hal yang tak bisa ia ceritakan,
Sebab siapapun tak pernah bertanya.

Baca Juga:  Puisi Afif kbr: Media Transfigurasi Tuhan

Tubuhnya tumbuh, tapi jiwanya mengerut,
Seperti bunga yang enggan mekar karena musim tak pernah adil.
Setiap tawa yang ia lihat terasa asing,
Seperti nyanyian dalam bahasa yang tak ia kenal.

Ia mencoba menulis puisi,
Namun kata-katanya patah sebelum tiba di kertas.
Ia mencoba mencintai,
Namun hatinya seperti rumah yang tak punya pintu.

Baca Juga:  Puisi Irvan-ghentong: Tuhan nan Cinta

Dan kini, perempuan itu masih ada,
Berjalan di tengah dunia yang tak pernah memberinya tempat.
Wajahnya teduh, suaranya lembut,
Tapi dalam dadanya, badai tak pernah reda.

Ia tak marah, tak juga dendam,
Hanya lelah pada hidup yang tak pernah benar-benar mengajaknya berdamai.
Ia adalah perempuan yang di lupakan cahaya
Tapi tetap menyala dalam diam.

Facebook Comments Box

Penulis : Seset

Editor : Soemarda Paranggana

Sumber Berita: Redaksi

Berita Terkait

PR DRT Perkenalkan DRT Classic di Festival Tembakau Madura

Berita Terkait

Senin, 1 September 2025 - 14:31 WIB

PR DRT Perkenalkan DRT Classic di Festival Tembakau Madura

Kamis, 17 Juli 2025 - 11:24 WIB

Puisi Seset: Perempuan dilupakan Cahaya

Berita Terbaru

PLTD Ra’as di Kecamatan Ra’as, Sumenep, yang menjadi sorotan warga akibat pemadaman listrik berulang. (Istimewa)

Daerah

Warga Ra’as Protes Krisis Listrik, PLN Masih Diam

Selasa, 11 Nov 2025 - 10:50 WIB

ILUSTRASI — Logo PKH sebagai simbol perlindungan sosial bagi keluarga penerima manfaat. (Foto: Istimewa)

Hukrim

Pendamping PKH Sumenep Tegaskan Pemotongan Bantuan Ilegal

Sabtu, 8 Nov 2025 - 18:46 WIB