KEI Tuding Media Provokator, 10 Organisasi Pers Sumenep Ultimatum Somasi

- Redaksi

Kamis, 3 Juli 2025 - 16:42 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Para pimpinan organisasi pers di Sumenep sepakat melayangkan protes keras kepada KEI atas tuduhan media sebagai provokator.

Para pimpinan organisasi pers di Sumenep sepakat melayangkan protes keras kepada KEI atas tuduhan media sebagai provokator.

SUMENEP – Sebanyak 10 organisasi wartawan melayangkan kritik tajam terhadap rilis pers SKK Migas – Kangean Energy Indonesia (KEI).

Mereka menyatakan keberatan atas pernyataan KEI yang menuding media lokal sebagai provokator dalam gelombang penolakan warga terhadap kegiatan eksplorasi perusahaan tersebut.

Menurut mereka, pernyataan itu telah merendahkan integritas profesi jurnalistik yang memiliki fungsi kontrol sosial.

Ketua DPC PWRI Sumenep, Rusydiyono, menilai pihak KEI telah gagal dalam menjalankan komunikasi publik yang baik.

“Perusahaan sebesar KEI seharusnya mampu membangun komunikasi yang sehat dengan masyarakat, bukan justru menyudutkan media. Kami bekerja bukan untuk perusahaan atau penguasa, tapi untuk masyarakat. Jika ada pernyataan yang merugikan dan menyudutkan, kami siap menempuh jalur hukum jika diperlukan,” tegas Yono, sapaan akrabnya, Rabu (02/07/2025).

Baca Juga:  Jemaah Haji Sumenep Kompak Pakai Syal Berlogo Pemkab dan BPRS, Inisiatif Cerdas nan Fungsional

Ia juga menekankan pentingnya evaluasi internal di tubuh KEI untuk memperbaiki pola komunikasi publik mereka.

“Seharusnya mereka introspeksi, bukan malah menyalahkan media. Kami siap mengawal isu ini sampai tuntas,” tandasnya.

Senada, Ketua PWI Sumenep, M. Syamsul Arifin, menegaskan bahwa rilis pers KEI secara tidak langsung telah mencederai etika komunikasi publik.

“Pernyataan resmi PT KEI itu tidak hanya menyesatkan, tapi juga memperkeruh suasana. Kami, para jurnalis, bekerja berdasarkan fakta dan verifikasi, bukan menyebar fitnah, apalagi memprovokasi. Tuduhan itu tidak bisa diterima,” ujarnya.

Syamsul menambahkan, apabila KEI keberatan terhadap pemberitaan media, seharusnya perusahaan tersebut menempuh mekanisme hak jawab sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Pers.

“Kalau ada pihak yang merasa dirugikan oleh pemberitaan, ada mekanisme hak jawab. Bukan malah menyerang secara sepihak melalui rilis yang isinya tendensius,” imbuhnya.

Baca Juga:  Ribuan Jamaah Serbu Masjid Abdullah Syechan Baghraf, Tradisi Zakat Mal Kembali Digelar

Ia pun mendorong KEI agar lebih bijaksana dalam menyikapi dinamika sosial di lapangan.

“Sangat disayangkan, perusahaan sebesar KEI justru mengeluarkan pernyataan yang tidak berdasar. Ini jelas melecehkan profesi wartawan. Kami meminta klarifikasi terbuka,” tukasnya.

Ketua JMSI Sumenep, Supanji, turut menilai komunikasi publik KEI cenderung arogan.

“Alih-alih meredakan situasi, mereka justru memperuncing masalah dengan menyebut media sebagai provokator dan penyebar fitnah. Ini bentuk komunikasi yang buruk dari perusahaan yang seharusnya membangun dialog, bukan menyalahkan pihak lain,” paparnya.

Ia juga mendesak KEI segera menarik pernyataannya dan menyampaikan permintaan maaf secara terbuka kepada insan pers.

Baca Juga:  Sensasi Ngabuburit di Bazar Ramadan, Beli Takjil Dapet Kupon

“Kami meminta rilis itu ditarik dan disampaikan permintaan maaf secara terbuka kepada seluruh insan pers di Sumenep. Ini bukan soal media mana, tapi soal harga diri profesi,” tegasnya.

Atas dasar itu, seluruh asosiasi wartawan di Sumenep sepakat akan melayangkan somasi kepada manajemen KEI jika tidak segera mengklarifikasi atau meminta maaf atas pernyataan arogannya.

Adapun 10 organisasi wartawan yang melayangkan protes tersebut adalah Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Sumenep, Jaringan Media Siber Indonesia (JMSI), Serikat Media Siber Indonesia (SMSI), Komunitas Jurnalis Sumenep (KJS), Ikatan Wartawan Online (IWO), Asosiasi Media Online Sumenep (AMOS), Persatuan Wartawan Republik Indonesia (PWRI), Asosiasi Wartawan Demokrasi Indonesia (AWDI), Media Independen Online (MIO), dan Aliansi Jurnalis Sumekar (AJS).

Facebook Comments Box

Penulis : Novalia Ayu Nur Syafitri

Editor : Wasilatil Maghfirah

Sumber Berita: Redaksi

Berita Terkait

Berselawat di Keraton, Sumenep Sambut Tahun Baru Islam Penuh Haru dan Doa
Bupati Sumenep Sambut Kepulangan Jamaah Haji dengan Penuh Syukur
BPRS Bhakti Sumekar Jalin Kemitraan Strategis dengan DPMD Sumenep untuk Perkuat Ketahanan Pangan Desa
Jemaah Haji Sumenep Kompak Pakai Syal Berlogo Pemkab dan BPRS, Inisiatif Cerdas nan Fungsional
“Toko Kelontong Bernama PLN” — Sindiran Ketua BEM Sumenep atas Kekacauan Administrasi
Pasar Kebun Saroka: Belanja, Nostalgia, dan Wisata dalam Satu Tempat
Kepala PLN ULP Sumenep Diduga Beri Informasi Menyesatkan Terkait PHK Oknum Kasus kWh Tambak Udang
Bupati Sumenep Dukung BBS Sekolah, Dorong Cerdas Finansial Sejak Dini

Berita Terkait

Kamis, 3 Juli 2025 - 16:42 WIB

KEI Tuding Media Provokator, 10 Organisasi Pers Sumenep Ultimatum Somasi

Kamis, 19 Juni 2025 - 14:02 WIB

Bupati Sumenep Sambut Kepulangan Jamaah Haji dengan Penuh Syukur

Kamis, 12 Juni 2025 - 13:03 WIB

BPRS Bhakti Sumekar Jalin Kemitraan Strategis dengan DPMD Sumenep untuk Perkuat Ketahanan Pangan Desa

Kamis, 8 Mei 2025 - 22:30 WIB

Jemaah Haji Sumenep Kompak Pakai Syal Berlogo Pemkab dan BPRS, Inisiatif Cerdas nan Fungsional

Senin, 28 April 2025 - 20:33 WIB

“Toko Kelontong Bernama PLN” — Sindiran Ketua BEM Sumenep atas Kekacauan Administrasi

Berita Terbaru

Afif kbr: Nama pena dari AFIF KHAZIN BATRONI. Ia seorang penulis dalam bidang puisi, karyanya dapat ditemukan di channel youtube-nya @afif kbr. Dia aktif di sanggar lam alif dan sanggar dhamar. Lahir di ujung timur pulau Madura tepatnya di desa candi kecamatan dungkek kabupaten sumenep.

Budaya

Puisi Afif kbr: Media Transfigurasi Tuhan

Senin, 14 Jul 2025 - 22:26 WIB

SESET Nama pena dari Ajeng Ayuningtias Putri berasal dari kepulauan Masalembu. sekarang aktif di UKM SANGGAR DHEMAR UNIBA MADURA. Konsisten menulis puisi sejak tahun 2023.

Budaya

Puisi Seset: Senja yang Tak Pulang

Senin, 14 Jul 2025 - 16:09 WIB

Puisi Irvan-ghentong: Tuhan nan Cinta

Budaya

Puisi Irvan-ghentong: Tuhan nan Cinta

Senin, 14 Jul 2025 - 15:31 WIB